hyunjeong; kamu
dimana saja kamu berada, dan kapanpun itu; halo, kak hyunjin. kudoakan semoga kamu sehat selalu.
apakah surat ini sampai padamu? semoga saja sampai. aku tak tahu bagaimana lagi aku dapat menyampaikannya selain lewat sini. satu-satunya penghubungku padamu hanya tersisa kak jisung. aku berterima kasih padanya karena dia mau membantuku. kuharap kamu tak mengerasinya. cukup sudah rasa sakitnya karena kak minho lebih memilih untuk membelot. lukanya masih belum kering. aku harap kamu dapat menghiburnya.
aku tahu kamu pasti marah. tapi aku lakukan ini bukan tanpa alasan.
aku menghormati kak chan sebagai mentorku. tanpa segan aku pasti akan menuruti segala yang diinginkannya. karena aku percaya apa yang diperintahkannya adalah yang terbaik untuk orang-orang di kamp.
namun, perlu kaucatat, kak. aku lakukan ini bukan hanya karena itu.
aku melakukan ini buatmu. aku ingin melindungi seseorang yang berharga buatku. aku tak perlu lindungi aku sendiri, karena aku yakin panjat doamu sudah cukup buat melindungiku.
aku lakukan ini bukan untuk kak chan. yang kupikirkan hanya kamu. semuanya kembali lagi kepada hwang hyunjin, sosok yang jauh lebih berharga ketimbang apapun di dunia buatku.
saat kamu membaca surat ini, aku pasti sudah pergi bersama kak seungmin dan kak changbin menuju zona merah. kalau mengulur waktu, aku takut pasukan central akan lebih dahulu mengendus pergerakan kita di kamp. mereka semakin gencar. terlebih setelah kita tak sengaja membiarkan mata-mata mereka lolos begitu saja.
aku khawatir akan keselamatanmu.
tanpa perlu ditanya, aku tahu kamu dapat melindungi dirimu sendiri. kamu yang terbaik dalam seni pedang dan pertarungan dengan tangan kosong. sampai bulan lalu pun, aku masih terbiasa berlindung di balik punggungmu.
tapi, biarkan kali ini aku yang melakukan itu buatmu. percaya padaku, oke? dan jangan lupa doakan aku pada tuhanmu. lindungi aku dengan itu.
ini bukan surat perpisahan.
aku akan kembali.
yang jeongin