
3 tahun telah berlalu sejak keputusannya untuk pergi meninggalkan Hogwarts dan Dunia Sihir.
Dan saat ini, Freya menikmati pekerjaannya sebagai petugas toko buku kecil dimana ia bisa membaca buku sepuas hati dan sedikit menggunakan sihirnya saat tidak ada orang di perpustakaan. Pekerjaan ini didapatkannya usai sebuah organisasi rahasia yang terdiri dari sekumpulan Squib, Muggle-Born, dan Half-Blood yang memutuskan untuk kembali ke Dunia Muggle menghubunginya 6 bulan setelah ia menyelesaikan administrasi sekolah untuk kembali ke Dunia Muggle.
Organisasi ini didirikan tanpa sepengetahuan Kementerian Sihir dan bertujuan murni hanya untuk membantu para lulusan Hogwarts yang memutuskan bahwa kehidupan di Dunia Sihir bukanlah untuk mereka. Dan lewat organisasi tersebut, Freya dipertemukan dengan pemilik toko buku ini untuk melakukan wawancara dan satu minggu kemudian, ia pun resmi diangkat jadi pegawai tetap di perpustakaan ini.
Freya yang tengah sibuk dengan bacaannya pun tersentak kala mendengar suara bel yang menandakan hadirnya seorang pelanggan. Seketika, ia pun meletakkan buku bacaannya dengan terburu dan berjalan ke depan untuk menyambut pelanggan yang datang.
"Selamat da—" Ucapannya seketika berhenti kala netranya menangkap sosok familiar yang telah tak ditemuinya selama 3 tahun. Pria yang dulunya pernah jadi lelaki paling diincar satu sekolah sekaligus sosok yang pernah menghuni relung hatinya, Allen Rowle Kit.
Sosok dihadapannya pun terlihat sama terkejutnya. Dan keduanya pun terdiam seolah bisu.
"Hi," sosok pria dihadapan Freya jadi yang pertama yang memecah kebuntuan dan terlihat menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Mendengar sapaan yang diutarakan sang lelaki, Freya pun tersadar dari lamunannya.
"Gimana kalo kita ngobrol di kafe sebelah?" tawar Freya yang disambut dengan anggukan oleh lawan bicaranya itu.
Beberapa waktu telah berlalu dan kini keduanya terlihat duduk berhadapan di sebuah kafe sembari menyesap minuman masing-masing.
"Apa kabar, A?" tanya Allen memecah keheningan dengan sebuah pertanyaan sederhana. Mendengar nama panggilan lamanya tersebut, sang gadis pun terkekeh kecil.
"Wow, kamu masih panggil aku dengan nama itu?" ujar Freya masih dengan tawanya
Mendengar tawa Freya, sosok Allen pun hanya mengulum senyum dan mengangkat kedua bahunya.
"Ya, itu kan namamu," ujarnya singkat
"Kamu tahu, hingga saat ini cuma kamu yang cuma manggil aku dengan nama itu. Jadi yah gak heran kalau aku sampe naksir kamu, Len," Freya kembali berujar masih dengan kekehannya. Melirik sekilas lawan bicaranya yang terlihat canggung dengan topik yang disinggungnya, Freya pun tersenyum dan memutuskan untuk mengganti topik.
"Gimana Athena?" tanya Freya berusaha kembali mencairkan suasana yang sempat canggung akibat topik yang ia bicarakan barusan.
"Athena baik. Tapi kami sudah tidak lagi bersama," Allen membalas singkat pertanyaan Freya sebelum pria itu berdehem pelan.
"Hm, aku berhutang maaf sama kamu atas waktu itu, A. Rencana kemah yang kita sempat bicarakan tidak aku hiraukan, pesanmu tidak sempat terbalas, dan perasaanmu juga tidak bisa aku balas, aku benar-benar minta maaf," tutur Allen dengan wajah yang terlihat merasa bersalah.
Masih dengan senyumannya, Freya pun menggenggam tangan Allen.
"Kamu gak perlu minta maaf. Bukan salah kamu kalo kamu gak bisa balas perasaanku, kok. Lagian, sekarang aku juga sudah move on," Freya menenangkan sosok lawan bicaranya tersebut.
"Ah, sayang sekali. Padahal kalau kamu belum move on, aku berencana untuk menawarkan diriku," ujar sang pria yang disambut tawa oleh Freya.
"Berhenti ngaco deh, ya," Freya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sosok Allen yang terlihat jauh lebih lepas dari 3 tahun yang lalu.
"Weekend ini kamu free? Gimana kalo kita nonton? Bebas deh kamu mau film apa. It's on me!" Allen terlihat tidak menghiraukan Freya yang menyebut dirinya 'ngaco'.
"Wah diajak nonton. Tapi boleh, hubungin aku lagi aja nanti untuk selanjutnya kamu mau gimana," jawab Freya membalas ajakan pria itu.
Dan sisa hari itu pun dihabiskan oleh keduanya berbicara dan bernostalgia. Tentang masa lalu yang pernah mereka habiskan bersama, tentang pertemuan mereka hari ini, serta rencana untuk waktu yang akan mereka habiskan bersama di masa yang akan datang.