
Ost : Love Sight by TXT
https://www.youtube.com/watch?v=mfIASwGJG6E
***
Love is something that everytime we stay near we fell warm and bright.
***
“I can’t do it!”
Jungkook melirik suaminya, Namjoon yang nampaknya tidak tertarik pada ucapannya barusan.
Omega jangkung berparas rupawan tersebut terlihat sibuk menyiapkan bento. Tangannya terampil mengepal beberapa gumpalan nasi untuk dibentuk menjadi kepala kelinci.
Betapa lucu cara kerja dunia. Seorang Namjoon yang dulunya amat sangat payah dalam hal memasak, sekarang justru luwes menciptakan berbagai macam hidangan layak makan.
Dapur kecil mereka kelihatan penuh oleh berbagai macam perabotan serta aneka bahan pangan. Sebagian besar Namjoon lah yang menata. Kentara dari vas-vas kecil berisi tanaman kaktus, potrait lukisan yang terpaku di dinding hingga lantai dan bahan dasar perabotan terbuat dari kayu favorit si omega. Jungkook cuma bagian nukang alias pasang-pasang.
Tempat ini sederhana namun terasa istimewa bagi keduanya. Tempat dimana mereka memasak bersama setelah menikah. Tempat Namjoon melakukan eksperimen masak otodidak dari melihat video di youtube. Pernah beberapa kali menjadi tempat kejadian perkara gara-gara Namjoon tak sengaja memecahkan alat makan berbahan dasar kaca maupun keramik. Saksi bisu Jungkook memasak dini hari saat Namjoon yang tengah mengandung buah hati mereka tiba-tiba terbangun karena lapar. Tempat Soobin diam-diam berjinjit mengambil permen jelly dari dalam toples padahal dia sudah gosok gigi. Disini mereka bisa ribut, saling bantu, ngobrol, diskusi tentang apa saja, bercanda tawa, bersenda gurau, kadang-kadang kalau Jungkook sudah mengangkat Namjoon ke atas meja pantry maka jangan sekali-kali pergi ke dapur saat mendengar suara berisik nan aneh.
“Kak Namjoon,” panggil Jungkook dengan nada suara melembut, “aku benar-benar tidak bisa melakukannya.”
Kali ini Namjoon mengalihkan atensinya pada Jungkook. Terdengar helaan nafas panjang sebelum sosok paling tinggi diantara mereka buka suara.
“Kita sudah sepakat Jungkook. Hari ini adalah hari pertama Soobin masuk sekolah. Andaikan tidak bentrok dengan jadwal wawancaraku, aku sangat ingin mengantarnya bersamamu.”
“But I can’t do it without you babe!” tukas Jungkook, wajahnya memelas. Kalau begini raut wajahnya jadi tak ada ubahnya dengan milik Soobin ketika minta sesuatu namun tidak diperbolehkan.
“Jangan gunakan rasa insecure yang sedang kau alami sebagai alasan dirimu tidak mau menemani anak kita berangkat sekolah untuk pertama kalinya!”
“Bukannya aku tidak mau, hanya saja aku takut membuat Soobin malu. Lihat aku kak, perawakanku lebih mirip preman dibanding seorang ayah. I don’t look like a good dad.”
“Oh my poor alpha,” Namjoon menghampirinya. Jemari lentiknya menyisir surai gondrong Jungkook, menyisipkan sebagian helaian ke belakang telinga. Setelah itu dia menangkup rahangnya menggunakan kedua tangan, menampilkan wajah tanpa riasannya yang terpampang jelas.
“Kau sangat tampan,” pujian tulus terlontar dari bibir si omega.
Jungkook refleks terkekeh, “Terima kasih sayang.”
“Aku suka gaya rambutmu, aku suka tindik di alis sebelah kananmu,” jari telunjuknya menyisir dua bulatan silver yang tersemat di sana. “Anting-anting yang tergantung cantik di telingamu. Bagaimana lip piercing ini membuatmu terlihat lebih seksi,” kini telunjuknya turun membelai lembut bibir bawah Jungkook.
“Dan aku tak pernah bosan mendengar setiap kisah dibalik pembuatan tato di tubuhmu,” netra Namjoon menatap takjub ukiran rajah berbagai bentuk dan warna yang memenuhi sepanjang lengan kanan suaminya. Terpampang nyata beserta tonjolan ototnya sebab Jungkook hanya mengenakan kaos oblong tanpa lengan.
“Tak peduli apa kata orang mengenai penampilanmu, bagiku kau adalah suami sekaligus ayah yang baik. Mungkin bukan sosok ayah sempurna, namun keberadaanmu mampu membuatku dan Soobin bahagia. Trust me Jungkook, Soobin loves you as much as I love you. Kau adalah pahlawan kesayangan putra kecil kita. Hanya karena kau sedikit berbeda dibanding ayah-ayah lain bukan berarti kau ayah yang buruk. Aku bangga kok punya suami ganteng, bisa bikin game, jago gelut lagi.”
“Damn!”
“Uhm uh say no to cursing alpha!”
“Cuma diantara kita sayang,” dia membela diri.
Jungkook meraih tangan si omega, mengisi ruas-ruas jari dengan jemarinya sendiri. Seulas senyum hadir di wajah tampannya saat melihat pantulan cantik berlian biru safir dari cincin pernikahan yang melingkari jari manis Namjoon.
“Aku merasa jauh lebih baik, terima kasih kak.”
“Sama-sama. Ayo bilang terima kasih lagi supaya kita bisa sama-sama terus!”
Jungkook tertawa. Omeganya punya selera humor bagus, kan?
“Kook?”
“Hmm?”
“Sini aku kasih vitamin supaya suasana hatimu bagus sepanjang hari,”
Sebelum Jungkook sempat merespon, bibir Namjoon lebih dulu mampir mengecupnya lembut. Membuat mata belo milik sang alpha membelalak kaget.
“Boleh aku minta lagi?” pinta Jungkook lengkap menggunakan senjata ratapan anak anjing.
Namjoon yang selalu lemah tiap kali berhadapan dengan sisi imut alpha pujaan hatinya tersebut pun cepat-cepat mengiyakan. Wajahnya kembali mendekat, hanya saja sekarang Jungkook lah yang menciumnya. Tangan kanan penuh rajahnya melingkari pinggang Namjoon seolah memang seharusnya berada di sana. Satunya lagi mengelus lembut pipi omeganya, sembari memperdalam pagutan. Lidahnya sudah menerobos masuk mulut Namjoon. Rakus mengkonsumsi yang katanya vitamin itu.
Sementara Namjoon memberikan apa saja yang dapat dia persembahkan. Kedua lengannya memeluk pundak kokoh suaminya, nampak posesif. Dia sudah hanyut sejak Jungkook sengaja menggesekkan piercing bibirnya pada Namjoon.
Feromon segarnya sitrus milik Jungkook berpilin apik dengan kelembutan wangi bayi dari tubuh Namjoon.
“Ayah!!! Papa!!!”
Suara teriakan nyaring khas anak-anak, disusul langkah lari terburu-buru mengembalikan sejoli kelebihan hormon tersebut ke alam nyata.
Jungkook memberi ekstra ciuman kilat pada bibir si omega tepat sebelum jagoan kecilnya muncul di dapur. Rapi dalam balutan seragam TK. Setelan kemeja dan celana, rompi rajut warna biru donker, dilengkapi sneakers biru baby blue.
“Binnie sudah beri makan Odi. Binnie siap berangkat sekolah. Yeah!”
Bagi yang belum tahu Odi adalah hewan peliharaan Soobin. Seekor landak. Sebenarnya nama aslinya Woody, diambil dari tokoh utama film kartun Toy Story. Akan tetapi disebabkan lidah cadel Soobin, dia manggilnya jadi Odi. Orang tuanya turut ikut-ikutan memanggil landak galak itu Odi.
Bocah laki-laki berusia lima tahun itu melompat-lompat kecil tanda dirinya bersemangat, membuat poninya ikut bergoyang. Sekilas, orang awam pun bakal langsung tahu bahwa dia adalah anak Jungkook dan Namjoon. Sangat mudah malahan. Lihat saja sepasang mata bulat beningnya, dan gigi kelinci turunan dari gen Jungkook. Sementara hidung mungil mancung beserta lesung pipi yang muncul di pipi gembulnya plek-jiplek copy-paste punya Namjoon.
Namjoon sigap memasukkan kotak bekal beserta botol minum ke dalam tas ransel Soobin.
“Selamat bersenang-senang, semoga Binnie dapat teman baru,” tak lupa Namjoon memeluknya sembari membubuhi kecupan-kecupan kecil pada pipi dan leher Soobin. Scenting his little pup. Tak ayal pangeran kecilnya tergelak geli.
Suara tawanya enak didengar sampai-sampai Jungkook ikutan tersenyum melihat interaksi dua sosok terkasihnya itu.
Penampilannya lumayan rapi dalam balutan jaket kulit, celana panjang berbahan jeans (kali ini bagian dengkulnya tidak bolong), dan sepatu boots Saint Laurent warna hitam. Rambut gondrongnya dikuncir, menyisakan sedikit saja yang dibiarkan terurai. Jungkook memasangkan helm bogo kecil motif kelinci dan koala ke kepala Soobin.
“Siap memulai petualangan baru pangeran kecil?”
Kepala Soobin menengadah menatap sang ayah, sepasang matanya berbinar, “Aye kapten!”
Sungguh menggemaskan, rasanya ingin Jungkook kantongi saja.
Mereka berdua pergi ke sekolah naik motor Harley. Soobin duduk nyaman di jok belakang, siap dibonceng ayahnya. Kedua tangan kecilnya memegangi jaket kulit Jungkook erat-erat. Agaknya dia terlalu berwarna diantara hitamnya kendaraan dan pakaian yang Jungkook kenakan.
Namjoon melempar seulas senyum menenangkan pada Jungkook. Seakan berkomunikasi bahwa semua akan baik-baik saja. Dia melepas kepergian ayah dan anak itu dengan teriakan 'selamat bersenang-senang dan hati-hati di jalan' sebelum motor perkasa itu melaju bebas membelah jalan raya.
***